GARDUOTO – Kemarin, kami telah melakukan pengetesan Hyundai Creta N Line Turbo. Pengetesan varian terbaru dari Hyundai Creta ini dilakukan dalam rangka media test drive dengan rute Jakarta – Lampung.
Perlu diingat, selain menjadi varian terbaru, Creta N Line Turbo juga merupakan tipe teratas sekaligus termahal dari Compact Crossover andalan Hyundai ini. Oleh karena itu, Creta N Line Turbo punya spesifikasi yang berbeda dari varian di bawahnya.
Sesuai namanya, Hyundai Creta N Line Turbo mengusung mesin berkapasitas 1.5 L Turbo GDi yang menghasilkan tenaga hingga 158 dk dan torsi 253 Nm. Tenaga dan torsi tersebut disalurkan ke roda depan melalui transmisi otomatis kopling ganda tujuh percepatan.
Kencan pertama kami dengan Hyundai Creta dimulai ketika kami turun dari kapal feri di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Setelah turun kapal, mobil kami arahkan ke jalan Lintas Sumatera, dan kemudian masuk ke tol Trans Sumatera.
Saat berada di jalan Lintas Sumatera, kami berjalan di kecepatan sedang. Dalam kondisi ini, mesin berturbo milik New Hyundai Creta menyajikan kinerja yang halus.
Lalu ketika kami sudah masuk ke tol Trans Sumatera, mesinnya tetap terasa halus, tapi kinerjanya lebih agresif. Sebab saat kami injak pedal gasnya lebih dalam, mesinnya bisa dengan mudah mengantarkan kami hingga kecepatan 150 km/jam.
Hebatnya, proses dalam mencapai kecepatan tinggi tersebut tetap dibarengi dengan suplai tenaga yang halus dan melimpah, dan tanpa ada hentakan perpindahan gigi dari transmisinya.

Semua itu bisa terjadi karena performa mesin yang mumpuni, serta didukung oleh pemakaian transmisi otomatis kopling ganda tujuh percepatan yang bisa melakukan perpindahan gigi secara halus dan sangat cepat.
Meski bisa menyuguhkan performa yang impresif di kecepatan tinggi, namun tetap ada catatan yang kami dapatkan dari mesin turbo pada Hyundai Creta.
Masalah klasik pada mesin turbo seperti adanya lag, masih terasa pada Creta N Line. Gejala turbo lag ini kami rasakan saat berjalan di kecepatan rendah, yang mana pada momentum tersebut, terasa seperti ada delay suplai tenaga.
Bukan cuma itu, saat kami hendak berakselerasi dari kecepatan menengah menuju kecepatan yang lebih tinggi, begitu kami injak pedal gasnya lebih dalam, terasa ada lag yang seakan menandakan bahwa mesinnya perlu momentum untuk mengail tenaga agar mobil bisa melesat lebih kencang.
Buat soal handling, Hyundai Creta N Line Turbo juga terasa lebih mantap ketimbang varian Prime. Ini dikarenakan ia memakai ban yang ukurannya lebih besar, serta setting-an suspensi yang berbeda dari varian Prime.
Walau demikian, kami harus menerima konsekuensi bahwa untuk masalah bantingan suspensi, Creta N Line Turbo terasa lebih kaku ketimbang varian Prime.
Dari pertemuan pertama ini, kami bisa bilang bahwa Creta N Line Turbo terasa lebih fun to drive dari varian di bawahnya.
Pastinya, itu disebabkan oleh faktor teknis seperti mesinnya yang punya performa jempolan, kinerja transmisi yang halus dan cekatan, serta handling yang lebih apik. (GO/Gie)