GARDUOTO – Saat MG melangkah masuk ke pasar mobil listrik di Indonesia, salah satu produk yang mereka hadirkan ialah ZS EV. Pastin semua tahu kalau MG ZS EV merupakan versi listrik dari MG ZS facelift yang sudah ada di Indonesia sejak 2021 lalu.
Karena memiliki jantung pacu yang bertolak belakang, tentunya rasa berkendara MG ZS EV berbeda jauh dengan saudaranya yang bermesin konvensional.
Akan tetapi, saat kami menjajal MG ZS EV, kami malah dibuat terkejut olehnya. Sebab, sensasi berkendara yang diberikannya ternyata melebihi dugaan awal kami.

Desain Eksterior Sama Persis dengan ZS Facelift
Lantaran merupakan versi EV dari ZS facelift, tentunya dari segi desain eksterior, ZS EV sama persis dengan kakaknya tersebut. Tapi pastinya, ada beberapa detail di eksterior yang menjadi pembeda antara keduanya.
Perbedaan pertama ada di bagian fascia depan, yang mana di MG ZS EV, hampir semua grilnya tertutup, dan dicat sewarna bodi. Di bagian gril ini juga diletakkan port charger.
Selain gril, pelek yang dipasangkan pada MG ZS EV juga berbeda dengan ZS facelift. Pelek ZS EV tetap memakai warna two tone dengan ukuran 17 inci, tapi punya celah antar ruas palang yang lebih rapat.
Di bagian belakang, tidak ada perbedaan signifikan antara ZS EV dengan ZS facelift, kecuali emblem EV i-Smart yang terletak di kanan bawah pintu bagasi.

Suasana Kabin Elegan
Setali tiga uang dengan eksteriornya, interior MG ZS EV pun juga sama persis dengan ZS facelift. Namun, keduanya menyuguhkan suasana kabin yang berbeda.
Kalau ZS facelift memberikan suasana yang lebih mewah, di ZS EV, auranya terasa lebih elegan. Itu karena kabin ZS EV sangat dominan dengan warna hitam, serta terdapat perpaduan aksen silver di bagian tengah dasbor dan door trim.
Tak cuma itu, interior Compact Crossover EV ini pun juga punya rasa yang cukup mahal karena hampir semua bagian di kabinnya, dibalut dengan material yang empuk.

Akomodasi Cukupan
Mungkin kita sepakat kalau MG tidak pernah gembar-gembor soal kelegaan ZS facelift ataupun ZS EV. Sekarang, kami paham akan masalah tersebut.
Menyangkut soal akomodasi, MG ZS EV terbilang biasa saja. tidak sempit, tapi juga tidak lebih lega dari rivalnya. Ditambah lagi dengan senderan bangku belakangya yang terhitung tegak, membuat duduk di belakangnya jadi makin terasa biasa saja.
Untungnya, MG mengkompensasi kondisi tersebut dengan memberikan arm rest tengah, serta sepasang ventilasi AC yang terletak di belakang konsol tengah.
Kemudian untuk bagasinya, volumenya juga terhitung rata-rata mobil sekelasnya. Tapi menariknya, lantai bagasi ZS EV bisa diatur ketinggiannya, sehingga dapat menyesuaikan dengan barang bawaan.
Bahkan bila kita ingin membawa barang yang lebih banyak, bangku belakangnya bisa dilipat dengan komposisi 60:40. Hanya saja, pelipatannya tidak sepenuhnya rata lantai.

Rasa Berkendara
Inilah bagian yang paling seru dari MG ZS EV. Ya, untuk soal rasa berkendara, mutlak ia lebih menyenangkan daripada ZS facelift. Sensasi yang diberikannya bahkan melebihi dugaan awal kami.
ZS EV dibekali baterai lithium-ion berkapasitas 50,3 kWh yang punya tenaga sebesar 177 dk dan torsi 350 Nm. Dari angka di atas kertas saja, jelas kalau tenaga dan torsi mobil rakitan lokal ini lebih besar daripada ZS yang bermesin bensin.
Besaran tenaga dan torsi yang tertera di mobil ini pada kenyataannya memang bisa menghasilkan performa yang impresif. Kapanpun kita perlu berakselerasi, ZS EV bisa mengeluarkan tenaganya secara instan.
Suatu ketika, kami sempat mengail tenaganya dengan cara melakukan kickdown. Hasilnya, hanya dalam waktu sekejap mata, mobil langsung melesat secara spontan sembari memberikan efek gaya tarik yang cukup kuat buat pengemudi.
Jujur, sebelum merasakan hal tersebut, kami tak pernah mengira kalau MG ZS EV bisa mengahdirkan sensasi berkendara seperti itu. Sensasi yang dihadirkannya tak kalah dari EV yang tenaganya berkisar 200 dk.
Di balik performanya yang mengesankan, suka tidak suka, ada satu hal yang sedikit terkonbankan, yakni konsumsi listrik. Kala kami membawa ZS EV di jalan tol Jakarta – Sentul PP, daya baterainya berkurang sekitar 25%.
Itu artinya, konsumsi baterai MG ZS EV untuk rute tol tidaklah hemat. Sebaliknya, untuk pemakaian dalam kota, konsumsi baterainya masih tergolong irit.
Menyinggung soal konsumsi baterai, tentu tidak lengkap kalau kita tidak membahas soal jarak tempuhnya. Menurut klaim pabrikan, ZS EV punya jarak tempuh maksimal sejauh 403 km (NEDC).
Nyatanya, jarak tempuhnya justru lebih jauh dari klaimnya. Setelah kami mengecas baterainya hingga penuh, di layar MID menunjukkan bahwa jarak tempuh ZS EV adalah sejauh 413 km.
Jarak tempuh tersebut bukanlah yang paling jauh untuk mobil sekelasnya. Tapi jika kegunaan mobil ini hanya untuk sebatas berkomuter di dalam kota, jarak tersebut sudah sangat cukup.

Kesimpulan
Terus terang, kami tak menyangka kalau ternyata MG ZS EV bisa memberikan banyak hal yang lebih dari apa yang kami bayangkan, terutama dalam hal performa.
Ia boleh saja memiliki tongkrongan yang kalem dan perawakan yang cukup tinggi. Tapi untuk masalah performa, ZS EV tidak hanya bisa membungkam pesaing sekelasnya, tapi juga EV lain yang punya tenaga di angka 200-an dk.
Performa impresif yang dimilikinya pun juga dipadukan dengan handling yang terhitung presisi. Sudah barang tentu, kedua hal tersebut sukses membuat ZS EV jadi semakin menyenangkan untuk dikendarai.
Tetapi, kuatnya performa dan kesenangan berkendara yang dihadirkan oleh ZS EV, tidak bisa menutup fakta bahwa konsumsi listriknya bukan yang paling irit, dan jarak tempuhnya pun bukan yang paling jauh.
Melihat fakta bahwa konsumsi listrik dan jarak tempuh ZS EV yang tidak terlalu istimewa, bisa saja membuat sebagian orang jadi berpikir dua kali untuk meminangnya.
Malahan, kami berani bilang kalau dua hal tersebut tak perlu dijadikan bahan pertimbangan apabila MG ZS EV ini dipilih untuk dipakai di area perkotaan saja.
Ditambah dengan harganya yang kompetitif, menjadikannya sebagai salah satu Crossover EV dengan value yang bagus, dan layak untuk diperhitungkan. (GO/Gie)