GARDUOTO – Suzuki Fronx yang baru saja resmi dirilis kemarin, ditawarkan dalam tiga varian, yakni GL, GX, dan SGX.
Seolah sudah menjadi kebiasaan dalam diferensiasi produknya yang mengusung teknologi hybrid, Suzuki membedakan sektor teknis antara varian bawah dengan yang tengah dan atas.
Hal tersebut juga kembali dipraktekkan pada Fronx. Yang mana varian GL memiliki mesin yang berbeda dengan tipe GX dan SGX.
Tapi menariknya, mesin yang dipakai oleh varian GL justru punya tenaga dan torsi yang lebih besar daripada yang diusung oleh tipe GX dan SGX.
Meski muntahan tenaga dan torsinya berbeda, tapi secara kapasitas sama saja. Kapasitas mesin asli dari Suzuki Fronx adalah sebesar 1.462 cc empat silinder naturally aspirated.
Adapun mesin yang dicangkokkan pada Fronx GL ialah yang berkode K15B, yang mempunyai tenaga sebesar 104,7 dk di 6.000 rpm dan torsi 138 Nm pada 4.400 rpm. Mesin ini punya rasio kompresi sebesar 10.5:1.
Sementara untuk tipe GX dan SGX, memakai mesin berkode K15C yang punya tenaga sebesar 100,6 dk di 6.000 rpm dan torsi 135 Nm pada 4.400 rpm. Mesin ini juga ditemani dengan perangkat mild hybrid.
Walau tenaga dan torsinya lebih kecil, tapi mesin yang tertanam pada Fronx tipe GX dan SGX memiliki rasio kompresi yang tinggi, yakni 12:1.
Tingginya rasio kompresi pada Suzuki Fronx tipe GL dan SGX, menyiratkan makna bahwa kedua varian tersebut membutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan yang lebih tinggi, atau setidaknya yang punya nilai RON 95.
Tak cuma itu, dengan rasio kompresi yang setinggi itu, semestinya juga bisa dijadikan sebagai patokan bahwa Fronx tipe GX dan SGX bisa menghasilkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik dari varian GL. (GO/Gie)


